Istilah desain berasal dari bahasa Perancis “desiner” yang berarti menggambar, kadang-kadang diartikan da- lam pengertian “merancang, menciptakan bentuk, susunan, garis, bentuk (bidang, earna (nada), dan tekstur biasa diartikan juga merancang, pola dua maupun tiga dimensi, memilih dan menyusun, me- mecahkan masalah yang ber- tujuan menciptakan susunan, organisasi”.
Desain merupakan bidang ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman manusia yang mencerminkan keterkaitannya dengan apresiasi dan adaptasi lingkungannya ditinjau dari kebutuhan-kebutuhan keroha- nian dan keberadaanya. Se- cara khusus, desain dikaitkan dengan konfigurasi, komposisi, arti, nilai dan tujuan dari fenomena buatan manusia.
Aspek desain menghendaki pertimbangan; bahan, fungsi, keefektifan, lingkungan dima- na produk tersebut akan di- operasikan serta skibat produk tersebut terhadap manusia.
Pada pokoknya desain selalu mengiringi manusia selama manusia itu bergaul dengan alat atau perkakas. Desain tak pernah menjadi tujuan akhir, dia tak pernah pula terpisah dari hasil akhirnya, desain adalah suatu kegiatan yang bertujuan.
Secara khusus maupun umum dapat disimpulkan bahwa de- sain adalah menciptakan se- suatu yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan material dan spiritual dengan hasil semaksimal mungkin yang di- mulai dari menggambar hing- ga menjadi hasil akhir.
Desain adalah suatu proses kreatif (seni), yaitu pemecahan sementara dari masalah-ma- salah dalam proses desain yang ada bias dibuat atau ditiru. Pada umumnya tidak ada satupun prosedur logis yang dapat menuntun perma- salahan menuju suatu peme- cahan masalah. Suatu solusi diketemukan dengan bantuan; keterampilan, kecerdasan, ke- cekatan, ingatan yang baik, kecakapan menyusun pola, pencarian dan penemuan se- cara acak dalam batas-batas lingkup pemecahan, pikiran- pikiran ikutan, dan sebagai- nya. Desain sangat tergantung pada konsep yang tidak pasti (terukur) seperti bakat de- sainer, kepekaan akan me- nangkap obyek yang akan digarap. Hanya dalam bebe- rapa kasus dalam pemecahan desain dapat berhasil melalui pengaturan ukuran elemen dalam suatu bidang.
B. Pengertian dan Perkembangan Teknologi
Teknologi secara harafiah adalah ilmu mengenai teknik. Teknik ialah metode, cara, keterampilan untuk membuat sesuatu atau mencapai se- suatu. Dalam arti yang sempit, teknologi diartikan dengan istilah pemberian dan praktek ilmu terapan pada industri yang mempunyai nilai praktis. Pengertian agak luas, tekno- logi adalah semua proses yang berhubungan dengan ba- han, teknologi bukanlah bakat atau kodrat melainkan keilmu- an yang harus dipelajari baik ilmu terapan maupun sebagai keterampilan tangan. Tekno- logi dalam makna sangat luas, berarti cara-cara membuat atau mengerjakan suatu pro- duk.
Sementara itu, aspek tekno- logi juga tampak perkem- bangannya melalui peralatan itu sendiri, baik tipologi pera- latan yang bersifat manual maupun masinal. Demikian ju- ga teknologi bahan, yang tidak hanya berkisar pada pengo- lahan bahan itu sendiri, akan tetapi juga bertalian dengan kemungkinan bahan lain yang dapat dipergunakan maupun aplikasi bahan satu dengan lainnya dalam suatu produk.
Adanya teknologi semua kegi- atan menjadi serba mudah cepat dan rasional, tentu selain segi positip yang dapatmeningkatkan harkat hidup masyarakat banyak, teknologi pada hakekatnya juga mengu- bah pelbagai dimensi kehi- dupan, baik yang berakibat alami, hubungan kemasyara- katan, maupun nilai-nilai bu- daya. Apabila teknologi secara sederhana diartikan sebagai ilmu yang mengaji masalah teknik atau cara, maka format awal yang dapat dilacak atau ditelusur melalui berbagai peralatan yang telah diha- silkan nenek moyang kita pada masa-masa prasejarah. Pe- nyempurnaan teknik asah dari monofasial ke arah bifasial, dari kapak genggam ke arah kapak sepatu, dari bahan batu ke arah bahan logam dan seterusnya adalah indikasi evolusi perkembangan tekno- logi.
Teknologi sederhana pem- buatan ilustrasi (klise) pertama kali dibuat dengan cukil tangan pada tahun 1423. Teknik yang digunakan adalah dengan ba- han kayu ke arah serat mem- bujur yang dicukil dengan sebilah pisau. Pada tahun ini juga Laurens Janszoon Koster menemukan sistem cetak de- ngan menggunakan metode huruf-huruf lepas, kemudian disempurnakan oleh Peter Schoffer pada tahun 1458.
Pada tahun 1798 Alays Sene- felder memperkenalkan tek-nik cetak datar atau litho-graphy sebagai cikal bakal metode cetak offset, yang dimung- kinkan lebih berkembang me- dia komunikasi, seperti mas media, buku, poster, iklan dan sebagainya.
Sekitar akhir abad 18 ditemu- kannya teknik membuat ilustrasi secara sederhana seba- gai pengembangan teknik tahun 1423, yaitu posisi serat kayu yang melintang agar hasilnya lebih halus berkua- litas. Teknologi secara masinal ditandai di Inggris, yaitu Revolusi Industri yang ditandai dengan penggunaan mesin uap. Dari perkembangan ini hingga menyebar ke Benua Eropa dan Amerika, meskipun berbagai gagasan sudah dilontarkan sebelum abad 18.
Perkembangan Teknologi Gra- fis mulai pada tahun 1808 terciptalah mesin penyusun huruf (typesetting machines) pertama yang dite-mukan di Inggris oleh William Church. Jenis mesin ini menggunakan huruf-huruf yang sudah di- tuang (dari logam). Pada tahun 1855 Tacheotype Den- mark menemukan mesin per- tama otomatis dengan sistem urai.
Mesin cetak woodcut yang diproduksi tahun 1870-an, iklannya dibuat di Scientific American 1875. Charles Kas- tenbein Jerman tahun 1869 merupakan penemu mesin pertama yang dapat dipa- sarkan dalam jumlah lebih banyak. Secara teknis untuk mengoperasikan mesin ini hanya diperlukan tenaga 4 orang.
Ottmar Mergenthaler tahun 1885
Tahun 1885 Ottmar Mergenthaler menemukan mesin Li- notype, yaitu penggabungan jenis mesin tuang dengan mesin penyusun dalam satu mesin. Jenis mesin ini meru- pakan jenis mesin paling baik dekade ini, dan dalam perkem- bngannya jenis ini masih menjadi acuan sebagai dasar pembuatan mesin baru.
Tahun 1916 Ludlow mene- mukan pelengkap mesin cetak untuk menghindari kekurang- an spasi dan huruf agar lebih konsisten dan teratur, khusus- nya penggunaan huruf-huruf besar, garis vertikal maupun horisontal, dan ornamen pada sebuah poster. Dekade tahun
2000-an muncul teknologi komputer dan mesin cetak glosy maupun vinyl yang me- mudahkan pencetakan tanpa menggunakan klise. Teknik ini menangkap masyarakat yang membutuhkan produk publi kasi/komunikasi secara cepat dan tepat.