PENGERTIAN DESAIN

April 5, 2023

Istilah   desain    berasal     dari bahasa                    Perancis         “desiner” yang             berarti    menggambar, kadang-kadang   diartikan  da- lam  pengertian         “merancang, menciptakan bentuk, susunan, garis, bentuk (bidang, earna (nada),                     dan      tekstur biasa diartikan juga merancang, pola dua  maupun         tiga      dimensi, memilih dan menyusun, me- mecahkan masalah yang ber- tujuan menciptakan susunan, organisasi”.

Desain     merupakan     bidang ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman                      manusia                yang mencerminkan keterkaitannya dengan apresiasi dan adaptasi lingkungannya                ditinjau     dari kebutuhan-kebutuhan  keroha- nian  dan  keberadaanya.  Se- cara khusus, desain dikaitkan dengan konfigurasi, komposisi, arti,           nilai      dan                  tujuan    dari fenomena buatan manusia.

Aspek    desain    menghendaki pertimbangan; bahan, fungsi, keefektifan,  lingkungan  dima- na  produk tersebut akan di- operasikan serta skibat produk tersebut terhadap manusia.

Pada pokoknya desain selalu mengiringi      manusia          selama manusia  itu  bergaul  dengan alat atau perkakas. Desain tak pernah  menjadi  tujuan  akhir, dia  tak pernah pula terpisah dari    hasil    akhirnya,    desain adalah suatu kegiatan yang bertujuan.

Secara khusus maupun umum dapat disimpulkan bahwa de- sain  adalah  menciptakan  se- suatu yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan material dan      spiritual            dengan          hasil semaksimal mungkin yang di- mulai dari menggambar hing- ga menjadi hasil akhir.

Desain adalah suatu proses kreatif (seni), yaitu pemecahan sementara  dari  masalah-ma- salah   dalam   proses   desain yang   ada   bias   dibuat   atau ditiru.   Pada  umumnya  tidak ada   satupun  prosedur  logis yang dapat menuntun perma- salahan  menuju suatu peme- cahan masalah. Suatu solusi diketemukan dengan bantuan; keterampilan, kecerdasan, ke- cekatan, ingatan yang baik, kecakapan         menyusun       pola, pencarian dan penemuan se- cara acak dalam batas-batas lingkup       pemecahan,    pikiran- pikiran  ikutan,  dan  sebagai- nya. Desain sangat tergantung pada konsep yang tidak pasti (terukur)                    seperti      bakat    de- sainer, kepekaan akan me- nangkap                      obyek  yang               akan digarap.  Hanya  dalam  bebe- rapa kasus dalam pemecahan desain  dapat berhasil melalui pengaturan   ukuran            elemen dalam suatu bidang.

B. Pengertian dan Perkembangan Teknologi

Teknologi    secara     harafiah adalah  ilmu mengenai teknik. Teknik      ialah                 metode,          cara, keterampilan untuk membuat sesuatu   atau   mencapai   se- suatu. Dalam arti yang sempit, teknologi           diartikan                   dengan istilah pemberian dan praktek ilmu  terapan              pada   industri yang mempunyai nilai praktis. Pengertian  agak  luas,  tekno- logi          adalah     semua   proses yang berhubungan dengan ba- han, teknologi bukanlah bakat atau kodrat melainkan keilmu- an  yang harus dipelajari baik ilmu  terapan maupun sebagai keterampilan  tangan.  Tekno- logi dalam makna sangat luas, berarti                    cara-cara          membuat atau  mengerjakan  suatu  pro- duk.

Sementara  itu,  aspek  tekno- logi   juga     tampak            perkem- bangannya  melalui  peralatan itu  sendiri, baik tipologi pera- latan   yang               bersifat                        manual maupun masinal. Demikian ju- ga teknologi bahan, yang tidak hanya   berkisar  pada  pengo- lahan  bahan itu sendiri, akan tetapi   juga bertalian dengan kemungkinan bahan lain yang dapat dipergunakan maupun aplikasi  bahan  satu  dengan lainnya dalam suatu produk.

Adanya teknologi semua kegi- atan  menjadi    serba   mudah cepat               dan          rasional,                tentu selain segi positip yang dapatmeningkatkan    harkat    hidup masyarakat  banyak, teknologi pada hakekatnya juga mengu- bah   pelbagai   dimensi   kehi- dupan,   baik   yang   berakibat alami, hubungan kemasyara- katan,  maupun  nilai-nilai  bu- daya. Apabila teknologi secara sederhana   diartikan   sebagai ilmu   yang  mengaji  masalah teknik atau cara, maka format awal yang dapat dilacak atau ditelusur melalui    berbagai peralatan      yang                telah     diha- silkan nenek moyang kita pada masa-masa            prasejarah.                   Pe- nyempurnaan teknik asah dari monofasial   ke  arah  bifasial, dari kapak genggam ke arah kapak sepatu, dari bahan batu ke   arah   bahan   logam   dan seterusnya                     adalah             indikasi evolusi  perkembangan tekno- logi.

Teknologi    sederhana     pem- buatan ilustrasi (klise) pertama kali dibuat dengan cukil tangan pada tahun 1423. Teknik yang digunakan adalah dengan ba- han kayu ke arah serat mem- bujur    yang          dicukil        dengan sebilah pisau. Pada tahun ini juga Laurens Janszoon Koster menemukan sistem cetak de- ngan menggunakan metode huruf-huruf                 lepas,   kemudian disempurnakan      oleh                 Peter Schoffer pada tahun 1458.

Pada tahun 1798 Alays Sene- felder memperkenalkan tek-nik cetak datar atau litho-graphy sebagai   cikal  bakal  metode cetak            offset,  yang    dimung- kinkan lebih berkembang me- dia   komunikasi,  seperti  mas media, buku, poster, iklan dan sebagainya.

Sekitar akhir abad 18 ditemu- kannya  teknik  membuat  ilustrasi secara sederhana seba- gai     pengembangan           teknik tahun 1423, yaitu posisi serat kayu    yang             melintang                        agar hasilnya  lebih  halus  berkua- litas. Teknologi secara masinal ditandai      di                    Inggris,                        yaitu Revolusi Industri yang ditandai dengan            penggunaan    mesin uap.  Dari  perkembangan  ini hingga  menyebar  ke  Benua Eropa dan Amerika, meskipun berbagai                 gagasan          sudah dilontarkan sebelum abad 18.

Perkembangan Teknologi Gra- fis mulai pada tahun 1808 terciptalah  mesin          penyusun huruf (typesetting machines) pertama yang dite-mukan di Inggris  oleh  William  Church. Jenis mesin ini menggunakan huruf-huruf    yang              sudah  di- tuang   (dari   logam).              Pada tahun  1855 Tacheotype Den- mark  menemukan mesin per- tama  otomatis dengan sistem urai.

Mesin   cetak    woodcut   yang diproduksi               tahun               1870-an, iklannya dibuat di Scientific American 1875. Charles Kas- tenbein Jerman tahun 1869 merupakan  penemu             mesin pertama   yang          dapat              dipa- sarkan    dalam             jumlah             lebih banyak. Secara teknis untuk mengoperasikan                     mesin              ini hanya          diperlukan               tenaga      4 orang.

Ottmar Mergenthaler tahun 1885

Tahun 1885 Ottmar Mergenthaler menemukan mesin Li- notype,   yaitu   penggabungan jenis    mesin     tuang    dengan mesin penyusun dalam satu mesin.  Jenis mesin ini meru- pakan jenis mesin paling baik dekade ini, dan dalam perkem- bngannya     jenis     ini                    masih menjadi acuan sebagai dasar pembuatan mesin baru.

Tahun  1916   Ludlow   mene- mukan pelengkap mesin cetak untuk  menghindari  kekurang- an  spasi dan huruf agar lebih konsisten dan teratur, khusus- nya penggunaan huruf-huruf besar, garis vertikal maupun horisontal, dan ornamen  pada sebuah poster. Dekade tahun

2000-an      muncul     teknologi komputer     dan        mesin cetak glosy maupun vinyl yang me- mudahkan pencetakan tanpa menggunakan klise. Teknik ini menangkap masyarakat yang membutuhkan   produk publi kasi/komunikasi  secara  cepat dan tepat.


DESA PANCASILA SEBAGAI WUJUD NYATA MODERASI BERAGAMA DI LAMONGAN

Februari 2, 2023

A. Makna Moderasi Beragama

Kata “moderasi” memiliki korelasi dengan beberapa istilah. Dalam bahasa Inggris, kata “moderasi” berasal dari kata moderation, yang berarti sikap sedang, sikap tidak berlebih-lebihan. Kata moderation berasal dari bahasa Latin moderatio, yang berarti ke-sedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “moderasi” berarti penghidaran kekerasan atau penghindaran keekstreman. Kata ini adalah serapan dari kata “moderat”, yang berarti sikap selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem, dan kecenderungan ke arah jalan tengah. Jadi, ketika kata “moderasi” disandingkan dengan kata “beragama”,  menjadi “moderasi beragama”, maka istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari keekstreman dalam praktik beragama. Gabungan kedua kata itu menunjuk kepada sikap dan upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem (radikalisme) dan selalu mencari jalan tengah yang menyatukan dan membersamakan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa Indonesia.

Moderasi beragama merupakan usaha kreatif untuk mengem­bangkan suatu sikap keberagamaan di tengah pelbagai desakan ketegangan (constrains), seperti antara klaim kebenaran absolut dan subjektivitas, antara interpretasi literal dan penolakan yang arogan atas ajaran agama, juga antara radikalisme dan sekularisme. Komitmen utama moderasi beragama terhadap toleransi menjadikannya sebagai cara terbaik untuk menghadapi radikalisme agama yang mengancam kehidupan beragama itu sendiri dan, pada gilirannya, mengimbasi kehidupan persatuan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Keragaman dan Keberagamaan Indonesia

Bagi bangsa Indonesia, keragaman diyakini sebagai kehendak Tuhan. Keragaman tidak diminta, melainkan pemberian Tuhan Yang Mencipta, bukan untuk ditawar melainkan untuk diterima (taken for granted). Indonesia adalah negara dengan keragaman etnis, suku, budaya, bahasa, dan agama yang nyaris tiada tandingannya di dunia. Selain enam agama yang paling banyak dipeluk oleh masyarakat, ada ratusan bahkan ribuan suku, bahasa dan aksara daerah, serta kepercayaan lokal di Indonesia.  

Dengan kenyataan beragamnya masyarakat Indonesia itu, dapat dibayangkan betapa beragamnya pendapat, pandangan, keyakinan, dan kepentingan masing-masing warga bangsa, termasuk dalam beragama. Beruntung kita memiliki satu bahasa persatuan, bahasa Indonesia, sehingga berbagai keragaman keyakinan tersebut masih dapat dikomunikasikan, dan karenanya antarwarga bisa saling memahami satu sama lain. Meski begitu, gesekan akibat keliru mengelola keragaman itu tak urung kadang terjadi.

Selain agama dan kepercayaan yang beragam, dalam tiap-tiap agama pun terdapat juga keragaman penafsiran atas ajaran agama, khususnya ketika berkaitan dengan praktik dan ritual agama. Umumnya, masing-masing penafsiran ajaran agama itu memiliki penganutnya yang meyakini kebenaran atas tafsir yang dipraktikkannya.

Pengetahuan atas keragaman itulah yang memungkinkan seorang pemeluk agama akan bisa mengambil jalan tengah (moderat) jika satu pilihan kebenaran tafsir yang tersedia tidak memungkinkan dijalankan. Sikap ekstrem biasanya akan muncul manakala seorang pemeluk agama tidak mengetahui adanya alternatif kebenaran tafsir lain yang bisa ia tempuh. Dalam konteks inilah moderasi beragama menjadi sangat penting untuk dijadikan sebagai sebuah cara pandang (perspektif) dalam beragama.

B. Pancasila sebagai pondasi kerukunan antar umat beragama

Pancasila, sangat menekankan terciptanya kerukunan antar umat beragama. Indonesia bahkan menjadi contoh bagi bangsa-bangsa di dunia dalam hal keberhasilan mengelola keragaman budaya dan agamanya., serta dianggap berhasil dalam hal menyandingkan secara harmoni cara beragama sekaligus bernegara. Konflik dan gesekan sosial dalam skala kecil memang kerap terjadi, namun kita selalu berhasil keluar dari konflik, dan kembali pada kesadaran atas pentingnya persatuan dan kesatuan sebagai sebuah bangsa besar, bangsa yang dianugerahi keragaman oleh Sang Pencipta.

Moderat sering disalahpahami dalam konteks beragama di Indonesia. Tidak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa seseorang yang bersikap moderat dalam beragama berarti-tidak teguh pendirian, tidak serius, atau tidak sungguh-sungguh dalam mengamalkan ajaran agamanya. Moderat disalahpahami sebagai kompromi keyakinan teologis beragama dengan pemeluk agama lain.

Anggapan keliru lain yang lazim berkembang di kalangan masyarakat adalah bahwa berpihak pada nilai-nilai moderasi dan toleransi dalam beragama sama artinya dengan bersikap liberal dan mengabaikan norma-norma dasar yang sudah jelas tertulis dalam teks-­teks keagamaan, sehingga dalam kehidupan keagamaan di Indonesia, mereka yang beragama secara moderat sering dihadapkan secara diametral dengan umat yang dianggap konservatif dan berpegang teguh pada ajaran agamanya.

C. Desa Pancasila

Pancasila sebagai falsafah bangsa digali dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yang majemuk dan multikultur, begitu pula dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Salah satu contoh yang dapat kita jadikan contoh adalah Desa Balun. Desa yang ada di Lamongan, Jawa Timur, tersebut dijuluki sebagai Desa Pancasila karena warganya yang terdiri diri tiga pemeluk agama berbeda yaitu Islam, Kristen, dan Hindu telah lama hidup berdampingan dengan harmonis dan rukun.

Desa yang berada di Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, ini telah lama dikenal menjunjung tinggi toleransi dalam beragama, sehingga mendapat julukan oleh masyarakat sebagai Desa Pancasila. Desa Balun sendiri terdiri dari dua dusun, yaitu Dusun Balun dan Dusun Ngangkrik. Para warga di Desa Balun terdiri dari tiga pemeluk keyakinan berbeda yaitu Islam, Kristen, dan Hindu hidup guyub dan rukun sejak puluhan tahun di 21 Rukun Tetangga (RT) dengan total penduduk 4.730 jiwa dari 1.234 kepala keluarga (KK). Mengutip Kompas.com, 75% warga Desa Balun memeluk agama Islam, 18% beragama Kristen, dan sisanya beragama Hindu.

Bahkan pada tahun 2019, Desa Balun yang menjadi menjadi salah satu ikon Lamongan ditetapkan sebagai desa wisata religi karena memiliki kesenian dan kebudayaan yang potensial untuk pengembangan wisata dan peningkatan ekonomi lokal. Selain kemajemukan warganya yang hidup rukun dengan rumah ibadah yang saling berdampingan, Desa Balun juga memiliki kesenian karawitan dan agenda tahunan tradisi pawai Ogoh-ogoh yang tidak hanya melibatkan umat Hindu, namun juga umat Islam dan Kristen.

Pada mulanya, mayoritas warga Balun merupakan muslim. Namun setelah tahun 1965 pemeluk agama Kristen dan Hindu pun mulai datang bermukim di Desa Balun. Hingga saat ini harmoni dan toleransi yang begitu tinggi antarwarga di kawasan tersebut pun tetap terpelihara dengan baik dan tidak pernah terjadi konflik atau perselisihan berkaitan dengan agama. Kerukunan dan toleransi di wilayah tersebut, salah satunya tergambar dari tempat-tempat ibadah yang letaknya berada dalam satu kompleks dan saling berdekatan. Di mana terdapat Masjid Miftahul Huda yang letaknya bersebelahan dengan Pura Sweta Maha Suci, sedangkan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Balun berada di sebelah timur masjid.

Pada dasarnya ketika berlangsung kegiatan keagamaan tertentu, maka umat agama lain akan menyesuaikan jadwal agar tak bentrok ataupun mengganggu dan sebagai bentuk saling menghargai. Saat bulan Ramadhan misalnya, umat Hindu mengubah jadwal sembahyangnya menjadi sebelum maghrib tanpa diminta. Sedangkan umat Islam sendiri, tadarus membaca Al-Quran dengan pengeras suara di masjid hanya dibatasi sampai pukul 10 malam agar tidak mengganggu umat lain. Tak jarang pula setiap keluarga ada anggotanya yang memiliki keyakinan berbeda. Namun, perbedaan itu tidak membuat mereka memutuskan tali silaturahmi.

Solidaritas dan toleransi yang hidup di tengah warga Desa Balun tersebut kiranya menjadi salah satu wujud pluralisme dalam kemajemukan beragama di Indonesia. Semoga semangat moderasi beragama dapat terus dilaksanakan oleh berbagai daerah lainnya di Indonesia.

D. Kesimpulan

Moderat dalam beragama sama sekali bukan berarti mengompromikan prinsip-prinsip dasar atau ritual pokok agama demi untuk menyenangkan orang lain yang berbeda paham keagamaannya, atau berbeda agamanya. Moderasi beragama juga bukan alasan bagi seseorang untuk tidak menjalankan ajaran agamanya secara serius. Sebaliknya, moderat dalam beragama berarti percaya diri dengan esensi ajaran agama yang dipeluknya, yang mengajarkan prinsip adil dan berimbang, tetapi berbagi kebenaran dan menghormati pemeluk agama yang lain.(cakluk2023)


latihan

Maret 7, 2012

coba-coba kok lupa


Selamat Datang

Juli 17, 2008

Salam Jumpa

Selamat datang di blog saya. Disini kita bisa berbagi informasi. Silahkan anda berkreasi dan saran serta informasinya sangat kami harapkan. Terima kasih telah mengunjungi blog ini. salam

Baca entri selengkapnya »